"Katakanlah, 'Hai Ahli kitab, marilah (berpegang)
kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan
kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia
dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang Iain
sebagai sesembahan selain Allah'. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada
mereka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah)'." (QS. Ali 'Imran:64)
"Ahli kitab" adalah sebutan penghormatan
yang diberikan kepada orang-orang Yahudi dan Kristen di dalam Kitab Suci Al-Qur'an.
Di sini umat Islam diperintahkan untuk mengajak -"Hai Ahli kitab!"-
Hai orang-orang yang berilmu! Hai orang-orang yang menyatakan sebagai penerima
wahyu, kitab suci; Marilah bermusyawarah bersama-sama mencapai konsep yang sama
- "bahwa kita beribadah tidak kepada yang lain kecuali Allah, karena tidak
ada selain Allah yang layak untuk disembah, bukan karena" ...Tuhan,
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan Bapa kepada
anak-anaknya, kepada keturunan ketiga dan keempat dari orang-orang yang
membenci Aku." (Injil - Keluaran 20:5) Tetapi karena dia Tuhan dan pemberi
harapan kita, penyusun dan pendukung kita, patut untuk semua pujian, doa dan
ketaatan.
Secara abstrak orang-orang Yahudi dan Kristen akan
setuju terhadap ketiga hal di dalam ayat Al Qur'an itu. Dalam prakteknya mereka
gagal. Terlepas dari penyelewengan ajaran dari kesatuan atas satu Tuhan yang
benar (Allah Subha-nahu wa Ta'ala) ada pertanyaan tentang kependetaan suci,
(hal ini juga diturunkan di antara kaum Yahudi), seperti jika seorang manusia
belaka --Cohen, atau Paus, atau Pendeta, atau Brahma-- dapat menyatakan
keunggulan terpisah dari pengetahuan dan kemurnian hidupnya, atau dapat berdiri
di antara manusia dan Tuhan dalam beberapa pengertian khusus. Islam tidak mengenal
kependetaan.
Keyakinan Islam diberikan kepada kita di sini dalam
sebuah bentuk singkat:
"Katakanlah (hai orang orang mu'min), 'Kami
beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa
yang diberikan kepada Musa dan 'Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi
dari Rabbnya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami
hanya tunduk patuh kepadaNya'." (QS. Al-Baqarah: 136).
Posisi umat Islam jelas. Seorang Muslim tidak
menyatakan mempunyai sebuah agama khusus untuk dirinya sendiri. Islam bukanlah
agama suatu golongan atau etnis. Dalam pandangannya semua agama adalah satu,
karena kebenaran adalah satu: Islam adalah agama yang sama dengan agama yang
telah disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu. (QS. Asy-Syuura: 13). Semua
kitab-kitab tersebut mengajarkan kebenaran. Intinya adalah kesadaran akan
kehendak dan rencana Allah serta ikhlas dalam ketaatan atas rencana itu. Jika
seseorang menginginkan sebuah agama selain itu, dia menyalahi kodratnya, dan
menyalahi keinginan dan rencana Allah. Seperti tidak seorang pun dapat
mengharap petunjuk, padahal ia dengan pertimbangan mendalam telah meninggalkan
petunjuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar